Kamis, 27 Mei 2010

JANGANLAH MENUMBUHKAN DIRI ANDA TANPA RENCANA

Jika Anda beraspirasi untuk menjadi pribadi yang kuat,
Anda harus membangun kebiasaan untuk teratur melakukan hal-hal yang berguna.

Jika hati Anda sedang tidak damai,
lakukanlah sesuatu yang mendamaikan orang lain,
lalu perhatikan apa yang terjadi.


Mario Teguh, 24 Mei 2010

HARAPAN ADALAH PENGINDAH DAN PENGUAT

Kita tidak mungkin bertenaga jika kita tidak memiliki harapan yang baik mengenai apa yang mungkin kita capai di masa depan.

Mungkin itu yang menjelaskan mengapa orang yang tidak menetapkan harapan yang baik di hatinya, menjadi mudah letih badannya, dan mudah patah hatinya.
Kemiskinan adalah pendidik yang terbaik.

Kemiskinan yang disyukuri sebagai pelajaran, yang diikhlaskan sebagai pensahaja diri, dan digunakan sebagai pengutuh kesungguhan kerja, akan menjadikan kita pribadi yang anggun dalam kekayaan.

Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang kecil dan yang sederhana, sebagai syarat bagi pencapaian dari yang besar dan yang sulit.

Harapan …
Alangkah mulia Tuhan yang menciptakan harapan sebagai penghubung yang nyata antara jiwa kita dengan-Nya.
Marilah kita tetapkan di hati baik kita, bahwa …
Sesedikit dan sekecil apa pun sebuah harapan itu, ia tetap sebuah harapan.
Karena,
Tidak ada keberhasilan sebesar apa pun yang tidak bisa dicapai melalui harapan, walau sekecil apa pun harapan itu.
Maka, sebetulnya …
Harapan adalah penghubung antara sepedih-pedihnya keadaan dengan seindah-indahnya kesyukuran.

Mario Teguh, 10 Mei 2010

HIDUPLAH SEBAGAI JIWA YANG IKHLAS

“Setiap jiwa adalah jiwa kecintaan Tuhan
yang diturunkan ke alam kehidupan raga sebagai manusia
yang bertugas mewujudkan kemuliaan dari jiwanya
untuk mengindahkan kehidupan sesamanya
bagi keindahan hidupnya di surga.

Dan jiwa yang mampu memimpin dirinya sendiri
untuk keluar dari kekhawatiran, ketidak-tegasan,
penundaan, dan kemalasan,
memiliki semua potensi untuk memindahkan gunung.

Karena sesungguhnya,
kekuatan setiap jiwa dijamin oleh Sang Pencipta.

Maka marilah kita ingat kembali
pesan yang disampaikan pada hari kelahiran kita ...

Hiduplah sebagai jiwa yang ikhlas.”

Tidak mungkin jiwa yang bertanya-tanya tentang haknya untuk hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan, tidak diberikan petunjuk. Tetapi, tidak sedikit orang yang membutuhkan penyelamatan, adalah justru orang-orang yang mempersulit bantuan bagi kebaikannya sendiri.
Ikhlas adalah seutuhnya menerima Tuhan dengan semua kebenaran-Nya.

Jiwa yang menerima Tuhan dengan seutuhnya sebagai pemimpin kehidupannya, akan dibenarkan kehidupannya dengan cara-cara yang indah.
Keikhlasan adalah gerbang keemasan yang memisahkan kehidupan yang bebannya harus kita pikul sendiri dan kehidupan yang bebannya dipukul bersama Tuhan.
Janganlah kita akhirnya melakukan yang sudah lama dilakukan oleh mereka yang ikhlas.

Marilah kita ikhlaskan diri untuk menjadi pribadi yang dekat dan taat kepada Tuhan; dan hidup dengan pikiran, sikap, dan perilaku yang menjadikan kita bermanfaat bagi kebahagiaan sesama.
Marilah kita memasuki gerbang keikhlasan jiwa,
yang menghubungkan kehidupan kita hari ini dengan padang rumput hijau di halaman taman pemuliaan hidup, yang namanya kebahagiaan itu.
Marilah kita mengindahkan wajah jiwa kita,
untuk bersama duduk-duduk,
atau berbaring di atas permadani rumput hijau,
yang sejuk dan lembut,
yang harum dengan aroma melati dan mawar,
yang akarnya dikayakan oleh kelembaban air suci,
dari aliran parit-parit kecil yang bening dan sesetia cermin permukaannya,
yang gemerciknya mengalunkan kidung kedamaian,
yang memantulkan keindahan biru dari langit yang lembut,
yang menggantung sebagai atap yang melindungi,
dengan kedalaman yang tak tertembus pandangan,
yang diterangi oleh sinar cemerlang yang tak menyilaukan,
yang menenggelamkan jiwa dalam alun mimpi yang setengah menidurkan,
dan yang menegakkan kesadaran dalam semedi yang agung.
Maha Indah Tuhan dalam kelembutan pemeliharaan-Nya.
Yang menjadikanku utuh dan cukup karena kebersamaanku dengan-Nya.

Engkau Tuhanku.

Aku ber-Tuhan.
Aku berterima kasih karena Kau ijinkan aku mengatakan, bahwa ...
Aku memiliki Tuhan.

Engkau lah yang memiliki semua,
maka sesungguhnya aku tak membutuhkan apa pun.

Aku hanya membutuhkan-Mu.
Karena, jika aku memiliki-Mu, aku memiliki semua.

Tuhan ku,
... amat dalam kecintaan ku kepada Mu
aku memohon ... dalam kerinduan ku untuk kelembutan kasih sayang Mu

... kasihilah aku.

... damaikanlah hatiku, indahkanlah wajahku, merdukanlah suaraku,
indahkanlah cara-caraku, baikkanlah hati sesamaku kepada ku,
kuatkanlah aku, mudahkanlah urusanku, baikkanlah rizki ku,
dan bahagiakanlah keluarga ku ...

Amien ...

Mario Teguh, 13 Mei 2010

JANGANLAH MEMARAHI DIRIMU SENDIRI SEPERTI ITU

Janganlah engkau memarahi
dirimu sendiri seperti itu.

Lebih berkasih sayanglah engkau
kepada dirimu sendiri.

Tidakkah engkau tahu,
bahwa
menjadi dirimu itu tidak mudah.

Janganlah engkau mempersulit
upayanya untuk menjadikanmu
pribadi yang damai
dan anggun.

Mario Teguh, 26 Mei 2010

MASALAH ITU SEMENTARA

Tidak ada orang yang bisa memaksakan cara-cara pandang dan pendekatan kehidupan yang tidak Anda setujui, walaupun sebetulnya baik dan yang Anda butuhkan.

Sebaliknya, tidak ada anjuran dan teladan yang bisa mengerdilkan potensi masa depan Anda, jika Anda tegas memihakkan pikiran, perasaan, dan tindakan Anda kepada yang baik dan yang membaikkan.

MASALAH ITU SEMENTARA

Ia hanya menjadi permanen bagi orang yang menganggapnya permanen.

Paku yang memantek seseorang ke papan gosok di mana dia berada sekarang adalah perasaan bahwa masalah-masalahnya saat ini adalah permanen, sedangkan keberhasilan dan kebahagiaannya hanyalah sementara.


Kita tidak mungkin membebaskan diri dari masalah,
karena masalah adalah penghormatan kepada kita.

Ambillah seburuk-buruknya keadaan, kemudian taruhlah pribadi dengan hati yang bening, pikiran yang bersih, dan perilaku yang indah – kedalam masalah itu. Dan Anda akan segera melihat keadaan yang tadinya dikeluhkan orang itu – menjadi keadaan yang memuliakan banyak orang.

Ambillah sebaik-baiknya keadaan, kemudian taruhlah pribadi dengan hati yang pengeluh, pikiran yang tidak malu diperhatikan Tuhan, dan perilaku yang penuh ketidak-jujuran. Dan Anda akan segera melihat keadaan yang tadinya didiamkan orang banyak – menjadi keadaan yang sudah disentuh ujung api neraka.

Bukan kurangnya kemampuan yang melemahkan kehidupan,
tetapi tidak cukupnya kesungguhan untuk menggunakan kemampuan yang ada.

Bukan tidak adanya modal yang menghalangi pengembangan kehidupan, tetapi kurangnya penghormatan kepada diri sendiri sebagai modal utama pembaru kehidupan.


Mario Teguh, 15 Mei 2010